Senin, 20 Mei 2013


Mi atau mie adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. Orang Italia, Tionghoa, dan Arab telah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, meskipun tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi tertua yang diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
               Sesuai catatan sejarah, mie pertama kali dibuat di daratan China sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Dinasti Han. Dari China, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara bahkan meluas sampai ke benua Eropa.
Di benua Eropa, mie mulai dikenal setelah Marco Polo berkunjung ke China dan membawa oleh-oleh mie. Namun, pada perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita kenal saat ini.
               Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya, mie juga mula-mula berkembang di sana dan diajarkan sebagai sebagai lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahuan 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik.
               Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara massal. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di China mulai diproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan di Jepang muncul Saparo Ramen (1962).
Dengan melihat sejarah mie di atas, dan melihat kondisi pasar saat ini, maka dapat dikatakan bahwa membuka usaha mie ayam adalah usaha yang cukup menarik untuk dijalankan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat peminat mie ayam itu sendiri.
               Oleh karena itu saya membuka Mie Ayam M. Nasokha ini sejak 15 tahun yang lalu yang bertempat di jalan Ariodillah. Awalnya saya berjualan menggunakan grobak dan hingga akhirnya saya mempunyai tempat sendiri dari warung dirumah, sekolah, hingga yang berada di sebelah MTS N 1 PLG ini. Memang pada saat itu hanya kami yang menjual Mie Ayam di kompleks ini. Namun lambat laun mie ayam ini hanya bisa bertahan satu tempat saja yakni di jalan Ariodillah. Karena tempat-tempat yang lain diperuntukkan kepada sanak saudara. Inilah tempat usaha saya satu-satunya. Walaupun demikian hasilnyapun cukup untuk kebutuhan rumah tangga, biaya anak sekolah dll.

Sejarah Kucing Persia

kucing persia Sejarah Kucing Persia
Percaya atau tidak, Kucing Persia dianggap sebagai ras kucing tertua, tetapi pada saat yang sama, ada versi yang berbeda-beda di mana kucing Persia dimulai. Dipercaya secara luas dalam semua versi bahwa kucing Persia berasal dari negara yang dulu dikenal sebagai Persia, yang sekarang di kenal dengan Iran.
Versi populer dari sejarah kucing Persia adalah bahwa Persia diperkenalkan pertama kali ke Italia, sekitar 1620, oleh Pietro della Valle dan mereka dibawa dari Turki ke Prancis oleh Nicholas Claude Fabri de Peiresc. Ini adalah sebagian versi yang didokumentasikan, dan sekali lagi, mereka masuk ke dalam semua versi sejarah Persia.
Hal ini diyakini bahwa Kucing Persia diperkenalkan ke Inggris dari Perancis, dan bahwa sebelumnya mereka tidak memiliki bulu yang panjang seperti yang kita lihat sekarang. Sebaliknya, mereka dibesarkan di Turki dengan Angoras Turki, yang mana berasal dari ras bulu panjang. Namun, dalam versi lain dari sejarah, kucing dikembangbiakkan dengan kucing liar Afrika untuk mendapatkan bulu yang panjang.
Tidak ada keraguan dalam versi apapun, bahwa Persia selalu dianggap kucing bernilai tinggi. Mereka dianggap langka, dan mereka disukai oleh golongan orang – orang kelas atas, Versi lain dari sejarah Persia saat ini sebagai keturunan dari Felis Libyca, yang sebenarnya adalah kucing yang berasal dari Afrika dan Asia. Versi ini juga memiliki Persia diperkenalkan ke Eropa jauh lebih awal dari 1620. Bahkan, versi ini memiliki Persia yang diperkenalkan di tahun 1500-an oleh Romawi dan Fenisia. Versi ini juga menyatakan bahwa Persia dianggap menjadi nilai jual yang tinggi.
Kucing Persia pertama kali diperkenalkan ke Amerika Serikat dan Kanada di awal 1900-an, dan dari saat itu, kucing-kucing menjadi hewan peliharaan yang paling disukai, dengan cepat menjadi jenis kucing yang paling populer di dunia. Bahkan, Persia sudah menjadi simbol sebagai hewan peliharaan yang berharga untuk orang – orang yang memeliharanya. Pada saat ini, mereka sering tampil dalam beberapa pameran / kontes kucing peliharaan.

Selasa, 14 Mei 2013

Aneka bentuk bebatuan ini konon merupakan legendaLEGENDA KERAJAAN MELAYU DI BATU LIMAU, KUNDUR

Rombongan Raja dikutuk jadi batu
KUNDUR (HK) - Bagi masyarakat Kundur dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan objek wisata Batu Limau. Daerah ini tersohor dengan aneka jenis bebatuannya yang konon mengandung magis. Uniknya, bebatuan tersebut menyerupai aneka bentuk.
Ya, di Batu Limau yang terletak di Desa Batu Limau, Kecamatan Ungar, Kabupaten Karimun sedikitnya terdapat enam bebatuan yang sudah terkenal. Nama bebatuan itu antara lain; (maaf) batu kemaluan laki-laki dan perempuan, batu bilik (dalam bahasa Melayu artinya kamar), batu kapal, batu limau, batu keris, batu pengantin dan banyak lagi lainnya.

Nama objek wisata Batu Limau diabadikan oleh warga setempat sebagai nama desa, yakni Desa Batu Limau, yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Ungar. Sedangkan Kecamatan Ungar sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Kundur, yang baru saja disahkan dan dipimpin oleh seorang camat bernama Raja Jemishak sejak akhir Desember 2012 silam.
Aneka bentuk bebatuan ini konon merupakan legenda
Untuk menjangkau lokasi objek wisata Batu Limau, warga dari luar Pulau Kundur terlebih dahulu transit di  Tanjungbatu, kemudian menuju pelabuhan bot pancung yang memang dikhususkan menuju Pelabuhan Alai dan Sungai Buluh. Perjalanan melalui laut ditempuh sekitar 10 menit dengan tarif Rp3 ribu per orang.

Setibanya di pelabuhan Sungai Buluh atau Alai, pengunjung akan diantar ojek sepeda motor sekitar 10 menit perjalanan dengan tarif  Rp10 ribu. Setelah sampai di lokasi, pengunjung tidak dikenakan tarif alias gratis. Hanya saja, jika pada saat ada acara keramaian atau pesta pantai, maka pengunjung dikenakan biaya pembelian karcis masuk sebesar Rp5 ribu.
neka bentuk bebatuan ini konon merupakan legenda peninggalan sejarah Raja Melayu
Panorama pantai yang dipenuhi dengan bebatuan sangat cocok menjadi alternatif menghabiskan masa liburan dan bersantai bersama keluarga di sana. Dengan memandangi lautan luas yang berbatasan langsung dengan Pulau Penyalai, Kabupaten Indra Giri Hilir (Riau Daratan), pengunjung akan disuguhi aktivitas nelayan yang melaut di sekitar perairan Batu Limau.

Camat Ungar, Raja Jemishak mengatakan, keberadaan bebatuan di objek wisata Batu Limau yang kini diabadikan menjadi nama salah satu desa di kecamatan tersebut, memiliki cerita legenda dan misteri mengenai raja-raja Melayu zaman dahulu.
Aneka bentuk bebatuan ini konon merupakan legenda
Diceritakan pria yang akrab disapa Jimi ini, pada zaman raja-raja Melayu dahulu, ada satu rombngan kerajaan Melayu Lingga berlayar dan suatu ketika mereka kehabisan perbekalan air. Melihat di sekitar perairan ada pulau yang cukup besar, sehingga kapal kerajaan tersebut pun merapat.

"Setibanya di pulau tersebut (sekarang bernama Pulau Ungar), anak raja yang perempuan pun ikut turun ke pantai dan menyempatkan diri berkenalan dengan seorang nelayan kampung, yang pada akhirnya mereka saling mencintai namun tak direstui oleh sang raja, karena itu melanggar pantang kerajaan dengan alasan anak raja tidak boleh menikah dengan masyarakat biasa. Atas hal ini putri raja pun jatuh sakit karena cinta yang tak direstui dan setiap hari sakitnya makin parah. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan serta rasa sayang sang raja kepada anaknya, maka direstuilah hubungan anaknya sehingga menikahlah mereka," ujar Jimi yang juga sebagai putra asli kelahiran dari Pulau Ungar.
Aneka bentuk bebatuan ini konon merupakan legenda
Pria kelahiran 1970 ini pun melanjutkan ceritanya, bahwa atas pernikahan anak raja tersebut, ternyata mendapat sumpahan nenek moyang mereka dengan alasan telah melanggar pantang kerajaan, sehingga seluruh rombongan raja yang merapat ke Pulau Ungar termakan sumpah dan menjadi batu, termasuk berbagai perhiasan dan perlengkapan yang dibawa berlayar pada saat itu. Sehingga pada akhirnya hantaran untuk pesta pernikahan anak raja yang di dalamnya terdapat buah limau (dalam bahasa Melayu buah jeruk) ikut menjadi batu, sebagaimana saat ini jika dilihat dari dekat, Batu Limau memang hampir mirip seperti buah kegemaran putri kesayangan raja yang di bawahnya dialas dengan talam (nampan-red).
Demikian pula batu besar yang kini disebut sebagai batu kapal. Selain itu ada batu bilik, batu pengantin, batu lesung  dan banyak lagi.
Aneka bentuk bebatuan ini konon merupakan legenda
"Waktu orang tua-tua dulu katanya masih ada pinggan mangkok (piring dan baskom, red) yang masih bisa dipergunakan oleh masyarakat setempat jika ada hajatan atau pesta pernikahan. Sehingga warga pada saat itu pun sangat terbantu dengan peralatan makan peninggalan raja tersebut. Namun sekarang tak ada lagi, katanya ada yang pinjam tapi pada saat dikembalikan jumlahnya berkurang, akhirnya pinggan yang jumlahnya banyak di Batu Limau itu hilang begitu saja dan tidak bisa lagi dipinjam oleh masyarakat setempat," jelas Jimi.

Luput dari Perhatian


Sampai saat ini, bebatuan yang penuh makna sejarah kerajaan Melayu zaman dahulu masih bisa dilihat dengan jelas, namun sangat disayangkan kondisi objek wisata Batu Limau tampak tidak terawat. Sampah sabut kelapa tampak berserakan di atas pasir pantai dan tidak ada satu pun tong sampah yang disediakan.

Di samping itu, tidak ada tempat berlindung dari terik matahari, sehingga pengunjung terpaksa berteduh di bawah  pepohonan rindang untuk melepaskan lelah. Jika hujan turun, pengunjung terpaksa berteduh di area parkir yang tidak cukup luas.

Tapi pria yang kini memimpin di tanah kelahirannya itu tidak putus asa dan mengaku akan berbuat semampunya, guna memajukan objek wisata di kampung halamannya.

"Ini akan jadi ikon Pulau Ungar dan khususnya Kecamatan Ungar sendiri. Karena kecamatan lain tidak memiliki bebatuan unik seperti ini, sehinga nantinya akan jadi daya tarik sendiri yang kemudian akan bermuara pada pendapatan masyarakat setempat. Banyak pengunjung tentu banyak pembeli sehingga warga pun berkesempatan menjajakan dagangan atau oleh-oleh dari Desa Batu Limau," ucap Jimi.

Untuk sementara waktu, Jimi mengaku akan melakukan pembangunan fasilitas objek wisata tersebut berupa bangsal atau tempat beristirahat, juga bisa dijadikan sebagai tempat berteduh.

Adapun kendala yang dihadapi saat ini, menurut Jimi adalah panggung rakyat. Jika ada kegiatan atau pesta rakyat, warga terpaksa mendirikan atau sewa panggung dengan biaya yang cukup mahal. Namun jika hal ini dapat diatasi oleh pemerintah melalui Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Karimun untuk membangun panggung permanen, maka tak perlu lagi mengeluarkan anggaran besar.

"Kalau sudah ada panggung permanen kita akan buat pesta rakyat sebulan sekali. Sehingga wisatawan dari luar pun akan datang ke sini. Usulan ini sudah saya masukkan saat musrenbang kemarin tentang pengembangan objek wisata, mudah-mudahan dipenuhi. Ini juga untuk meningkatkan pemasukan desa," harap Jimi.

Dijelaskannya pula, setiap hari libur atau akhir pekan, objek wisata Batu Limau selalu dikunjungi, tapi hanya didominasi oleh wisatawan lokal. Hal inilah yang menjadi perhatiannya untuk serius menggarap salah satu situs sejarah kerajaan Melayu tersebut.

Jimi juga menceritakan, pada saat dirinya masih berprofesi sebagai pekerja swasta dan sempat bekerja di Hotel Gembira, dia memiliki strategi tersendiri untuk membuat pengunjung hotel merasa penasaran dan pasti berkeinginan datang ke bebatuan unik itu. Dengan cara mengabadikan semua batu yang ada menggunakan kamera seadanya, kemudian dicetak dengan ukuran besar dan ditempel di setiap sudut hotel, sehingga banyak turis asing terutama dari Singapura dan Malaysia tertarik.

Cara ini menurut Jimi cukup efektif pada saat itu. Sehingga setiap akhir pekan kerap ditemui wisatawan asing yang hanya bersantai atau memang ingin melihat dengan mata kepala mereka bentuk bebatuan unik tersebut.

"Alhamdulillah dengan cara itu tidak sedikit dari turis asing yang minta diantarkan ke Batu Limau, penambang bot pancung pun mendapat penghasilan, karena mereka banyak yang sewa dan bukan naik reguler. Tapi saat ini seiring pengunjung mulai tidak ada, Batu Limau seolah tidak lagi dikenal, padahal ini situs sejarah dan ikon masyarakat Melayu,
  •  Jangan sekali-kali kita meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya sekadar senyuman. 
  •  Dunia ini umpama lautan yg luas. Kita adalah kapal yg belayar di lautan telah ramai kapal karam       didalamnya.. andai muatan kita adalah iman, dan layarnya takwa, nescaya kita akan selamat dari tersesat di lautan hidup ini.
  • Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan.
  • Setiap yang kita lakukan biarlah jujur kerana kejujuran itu telalu penting dalam sebuah kehidupan. Tanpa kejujuran hidup sentiasa menjadi mainan orang.
  • Hati yg terluka umpama besi bengkok walau diketuk sukar kembali kepada bentuk asalnya.
  • Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.
  • Ikhlaslah menjadi diri sendiri agar hidup penuh dengan ketenangan dan keamanan. Hidup tanpa pegangan ibarat buih-buih sabun. Bila-bila masa ia akan pecah.
  • Kegagalan dalam kemuliaan lebih baik daripada kejayaan dalam kehinaan. Memberi sedikit dengan ikhlas pula lebih mulia! dari memberi dengan banyak tapi diiringi dengan riak.
  • Tidak ada insan suci yang tidak mempunyai masa lampau dan tidak ada insan yang berdosa yang tidak mempunyai masa depan.
  • Kata-kata yang lembut dapat melembutkan hati yang lebih keras dari batu. Tetapi kata-kata yang kasar dapat mengasarkan hati yang lunak seperti sutera.